Soal halal atau haram paling sering kita kenali dalam urusan makanan. Umat muslim wajib makan-makanan yang halal, dalam artian tidak mengandung babi, tidak diolah dari bangkai, bukan olahan dari darah, serta disembelih dengan menyebut nama Allah.
Terus kok dari makanan berpindah ke wisata? Apa itu wisata halal? Supaya lebih mengenal wisata yang sedang digalakkan oleh berbagai penyelenggara wisata ini, yuk kita simak fakta-faktanya.
Apa itu wisata halal?
Daftar Isi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, halal berarti (1) diizinan, atau (2) diperoleh dengan sah. Pengertian dalam bahasa Arab pun enggak jauh berbeda. Halal dalam bahasa Arab berarti ‘diperbolehkan’. Dengan begitu halal berarti segala sesuatu yang diizinkan untuk dikonsumsi, dilakukan, dan atau digunakan menurut ajaran Islam.
Sejak tahun 2014, label halal ini bukan hanya ditujukan untuk makanan saja, tapi untuk wisata. Wisata halal berarti wisata yang ramah muslim, dimana wisata tersebut tidak hanya menarik tapi juga dapat diterima wisatawan muslim. Wisata ini sesuai gaya hidup, budaya, dan ketentuan Islam.
Peluang wisata halal
Wisata halal ini kesempatan bagus yang patut dimanfaatkan entrepreneur bidang wisata. Banyaknya muslim yang pelesir dan melakukan perjalanan menjadi segmen pasar yang wajib dirangkul.
Pada praktiknya, konsep wisata halal ini bisa dijadikan peluang bagi industri hotel, kuliner, tempat wisata, sampai teknologi. Kok teknologi? Iya, kamu bisa merancang situs web atau aplikasi penunjang wisata halal semacam halalbooking.com atau halaltrip.com.
Perbedaan wisata halal dengan wisata yang lain
Kebutuhan wisatawan muslim selama bepergian pada dasarnya sama dengan wisatawan lainnya. Namun ada beberapa layanan atau fasilitas yang menjadikannya sedikit berbeda.
Fasilitas khas wisata halal tersebut seperti ketersediaan tempat ibadah; makanan yang diolah dan disajikan sesuai dengan ketentuan Islam; nihil alkohol dan minuman keras; hingga pembagian jenis kelamin untuk fasilitas tertentu seperti kolam renang dan spa.
Wisata halal tidak hanya untuk muslim
Konsep wisata halal yang memfokuskan pada wisatawan muslim, bukan berarti wisatawan nonmuslim jadi tidak bisa mengakses objek dan fasilitas wisata tersebut. Wisatawan nonmuslim masih tetap bisa tinggal dan menikmati fasilitas yang telah disediakan oleh hotel dan restoran yang bersertifikat halal.
Sama seperti wisatawan nonmuslim, usaha yang belum mempunyai sertifikat halal juga tetap bisa beroperasi. Walau belum punya sertifikat halal, restoran atau hotel bisa menyediakan fasilitas ramah muslim seperti memberikan tanda atau petunjuk arah salat. Contoh lain seperti tidak menyediakan minuman alkohol secara terang-terangan.
Wisata halal di dunia
Pulau Lombok, pulau seribu masjid |
Uniknya, wisata ini justru dipromosikan oleh negara-negara yang penduduknya bukan mayoritas muslim seperti Selandia Baru, Jepang, dan Korea Selatan. Di Indonesia sendiri, wisata ini sedang digalakkan. Seharusnya sih tidak sulit mengingat muslim merupakan penduduk mayoritas di Indonesia.
Perkembangannya sudah mulai kelihatan. Indonesia masuk dalam peringkat ke-6 dari 20 negara destinasi wisata halal terbaik di dunia. Pulau Lombok juga pernah menjadi juara dalam The World Halal Travel Summit 2015 pada kategori destinasi terbaik dan destinasi bulan madu terbaik.
Menarik, ya? Ayo kita bantu promosikan wisata halal di Indonesia dan buktikan kalau pariwisata Indonesia bisa menjadi nomor satu di dunia.