Film dengan jenis animasi sering dibuat tiap tahunnya karena jumlah pecintanya yang mengagumkan beberapa dari anak kecil sampai orang dewasa.
Banyak studio besar yang berlomba jadi yang terbaik di fragmen pasar jenis film yang ini seperti Disney, DreamWorks, Sony Pictures, dan ada banyak kembali.
Sayang, hasil kreasi studio ini tidak terus-terusan laris dan jadi opsi film khusus di pasar. Banyak pula film animasi yang dibuat studio film terkenal yang menjadi produk tidak berhasil.
Film animasi mempunyai kesusahan tertentu yang membuat beberapa crew film yang turut serta didalamnya harus extra berhati-hati dalam tiap keputusan yang diambil.
Kecocokan watak dengan pengisi suara, kualitas animasi yang dipakai, sampai ide narasi harus disinkronisasi sebagus mungkin untuk memperoleh satu kreasi yang bagus dan ini sering tidak berhasil untuk dilaksanakan.
Apa saja sich, film animasi yang pada akhirnya jadi produk tidak berhasil di pasar? Apa argumen beberapa film ini tidak berhasil memancing ketertarikan beberapa orang? Berikut info secara lengkap.
1. Hoodwinked Too ! Hood versus. Evil (2011)
Daftar Isi
Film yang ini coba mengadopsi narasi dongeng legendaris The Red Riding Hood ke kerangka yang lain.
Walau telah mengangkat ide yang unik dan berlainan dari film animasi umumnya, film ini masih tidak cukup dapat diterima secara baik di pasar.
Film ke-2 dari seri Hoodwinked yang ini dipandang kurang inovatif dibanding dengan film pertama kalinya.
Hoodwinked Too ! Hood versus. Evil memperoleh peringkat 4.7/10 di IMDb dan 11% score Tomatometer.
2. The Emoji Movie (2017)
Film animasi yang ini mengusung topik bagus yang bercerita kehidupan beberapa emoji yang terjadi dalam handphone punya manusia.
Film dengan topik isekai ini menceritakan berkenaan Gene, sebuah emoji yang mempunyai beragam jenis gestur yang usaha menjadi normal seperti emoji yang lain cuman mempunyai satu gestur saja.
Beberapa watak dalam film ini kurang bervariatif dan gurauan yang disembunyikannya juga kurang memikat dan monoton.
The Emoji Movie cuman memperoleh peringkat 3.2/10 di IMDb dan 7% score Tomatometer tanpa kesepakatan dari kritikus.
3. The Nut Job (2014)
The Nut Job menceritakan berkenaan seorang tupai yang ditendang dari sekawannya yang pada akhirnya kembali dan menolong beberapa sekawannya dalam selamatkan stok makanan mereka.
Narasi dalam film dengan figur khusus hewan ini gampang diterka dan watak yang berada di dalamnya juga tidak diperkembangkan secara baik.
Design animasi yang memikat dan penuh warna kurang cukup untuk mengusung kualitas film ini keseluruhannya dan membuat jadi film animasi yang gampang terlewatkan.
The Nut Job cuman memperoleh peringkat 5.7/10 di IMDb dan 13% score Tomatometer.
4. Free Birds (2013)
Fim animasi yang ini menceritakan mengenai dua ekor burung kalkun yang kembali lagi ke masa lalu untuk menahan ada adat Thanksgiving yang selalu jadikan kalkun sebagai sajian khusus.
Ide narasi time travel yang diangkat di film ini tidak berhasil untuk memberi kesan-kesan tertentu ke beberapa penontonnya, dan menjadikan gampang terlewatkan.
Film yang semestinya berjenis humor ini tidak berhasil dalam menyisipkan gurauan menarik ke filmnya yang membuat berasa monoton sampai akhir.
Free Birds yang tampil di tahun 2013 ini memperoleh peringkat 5.9/10 di IMDb dan 19% score Tomatometer.
5. Foodfight (2012)
Kualitas dari film Foodfight langsung bisa dipandang saat kalian melihat trailer film ini yang memiliki durasi kurang dari 3 menit.
Film ini jauh dari kesan-kesan bagus dan rapi sama seperti yang kelihatan pada film animasi Pixar, Toy Story, yang sebelumnya digadangkan ingin ditaklukkan karismanya oleh film garapan Lawrence Kasanoff ini.
Film ini lebih seperti terlihat sebuah film animasi yang belum jadi dan dipaksa untuk ditawarkan ke publik umum. Film ini bahkan juga disamakan dengan film The Room sebagai film terburuk di zaman kekinian sekarang ini.
Foodfight cuman memperoleh score 1.5/10 di IMDb, tidak memperoleh score Tomatometer dan score yang diberi pemirsa di Rottentomatoes juga cuman 10%.
6. Norm of the North (2016)
Norm of the North menceritakan berkenaan seorang beruang kutub yang tiba ke New York untuk menahan agen perumahan membuat project di tempat tinggalnya, Kutub Utara.
Film ini sebenarnya mempunyai premis yang bagus yang bawa pesan positif agar semakin menghargakan lingkungan, tapi eksekusi dari film ini jauh dari kata baik.
Norm of the North seperti mencomot beberapa bagian dari film animasi sukses seperti Minions dan Madagascar dan menyatukannya ke satu film.
Film animasi ini cuman memperoleh peringkat 3.4/10 di IMDb dan 9% score Tomatometer di Rottentomatoes.
7. The Wild (2006)
The Wild ambil ide yang hampir serupa dengan Madagascar, dan kurang dihargai oleh beberapa kritikus yang membuat terhitung ke film animasi yang tidak berhasil.
Menceritakan berkenaan perjalanan satu kelompok binatang dari kebun binatang ke Afrika, film yang didukung Disney ini sedikit memperoleh keuntungan dari anggaran produksinya.
Film ini jadi film yang didukung oleh Walt Disney Pictures tanpa terlibat benar-benar dari studio itu.
Narasi yang lama berkembang dan design watak yang gampang terlewatkan ini jadi pemicu khusus film animasi hewan ini kurang sukses di pasar.
Film The Wild yang di-launching tahun 2006 cuman memperoleh peringkat 5.3/10 di IMDb dan 19% score Tomatometer.
Akhir Kata
Itu ia 7 film animasi yang tidak berhasil memperoleh keberhasilan di pasar walau didukung oleh studio animasi terkenal.
Film animasi memang jadi fragmen pasar yang sulit karena harus dapat ambil hati anak-anak sebagai sasaran intinya dan ketika yang bertepatan memikat hati orang dewasa juga.
Ketidakberhasilan sebuah film di jenis tertentu memang tidak selamanya dapat dijauhi karena jumlahnya studio film yang menghasilkan film untuk market share itu.